Monday, July 2, 2007

11 hari di Sumba Barat

11 hari diSumba barat cukup buat Aqu untuk mengurangi kejenuhan diKupang, bahkan kalo diterusin bisa2 malah jenuh diSumba. Tapi untunglah padatnya aktifitas yang memang sudah dipersiapkan saat awal membuat Aqu jadi lebih enjoy melakukannya. Inilah yang ingin Aqu ceritakan sedikit buat teman2 yg belum pernah dengar tentang Sumba atau yang ngebet pengen datang khususnya ke Sumba Barat , Anggap aja gantinya oleh2 he..he.
Dari hari 1s/d 5 ga ada yang terlalu heboh.. karena aktifitas masih rutinitas kantor,. Tapi mulai hari ke 6 (sabtu) Aqu sempatkan untuk jalan2 ke sebuah kampung yang cukup menyolok keberadaannya ditengah kota Waikabubak,. Menyolok karena posisinya yang terletak ditanah perbukitan yang cukup tinggi, sekitar 20s/d30m dari dataran dikota sehingga dengan mudah terlihat dari kota, selain ketinggiannya kampung ini juga dihuni oleh masyarakat asli dengan bentuk rumah adat mereka yang sangat khas
Menurut informasi yang Aqu dapat,.. kampung ini namanya kampung Tarung, kurang lebih ada 30 s/d 40an rumah dengan 40 s/d 50an keluarga yang seluruhnya adalah suku Loli, suku asli masyarakat Sumba barat
100% penghuni kampung Tarung ini masih memiliki kepercayaan Animisme, yang mereka sebut kepercayaan “Merapu” dimana mereka masih menyembah Pohon besar, atau juga binatang. Ritual tersebut berlangsung setahun sekali, dalam sekali ritual bisa sekitar minimal 1 minggu.. sekitar bulan April atau Mei. dan menurut cerita yang sempat Aqu dengar, didalam perkampungan ada satu gubug yang tidak boleh masuki oleh sembarang orang kecuali tua adat mereka,.. klo memaksa masuk pasti akan gila,.. He..he pasti menarik juga khan selain Ritual Pasola yang udah banyak kita tau.
Yaaa capek juga keliling dikampung Tarung banyak naik turunnya sich, so minggunya aqu total istirahat he..he.
Dan hari seninnya kebetulan jadwal keliling lokasi juga jadi ya enjoy lagi neh..
Dalam seharian itu Aqu berhasil
kunjungi 5 lokasi yang tersebar di 2 kecamatan yaitu Kodi utara dan Tana righu. Ohyaa hampir sepanjang perjalanan aqu diselingi hujan dan udara yang cukup dingin tapi sekali - sekali ada juga udara cerah.
Naah pas hari yg berikut (Selasa) jalur aqu berubah ke arah kec. Umbu ratu nggae, yang saat ini sudah mekar menjadi wilayah Sumba Tengah. Kebetulan juga jalur yang aqu tempuh bisa untuk ke kota Waingapu, ibu kota Sumba Timur jadi jalan jalannya lumayan bagus meski harus melintasi bukit dan lembah bahkan pesisir pantai utara yang disebut pantai „Hahar“ he..he justru disini asyiknya,.
Sebelum sampai ke tujuan pertama hari itu yaitu “Lenang“ qita mesti lewati kecamatan Mamboro, dijalur ini banyak perbukitan dan pantae yg cukut panjang.. pokoknya pemandangan yang ada sangat memanjakan mata, Lewat tengah hari barulah kita sampai diLenang yang dikeliling bukit, berjarak 1.5 jam dari pantai.
Lenang adalah salah satu desa dikec. Umbu ratu nggae terletak diperbukitan, jadi jangan heran kalo angin yang bertiup cukup kencang..
Selepas dari Lenang Aqu masih menyusuri bukit dan lembah untuk sampai suatu tempat yang namanya „Soru“,

untungnya jalan yang ada posisi dipunggung bukit selain cukup mulus sehingga aqu bisa sedikit terhibur dengan pemandangan bukit dan lembah disekiling aqu,. waah asyik dah serasa diatas seekor burung yang melayang naik turun Lincah banget sopir qita Pak Imam menyusuri lekuk - lekuk alam yang mempesona dan begitu memanjakan mata..
tidak banyak yang qita temui di Soru kecuali sebuah reseltlement masyarakat Timtim, ada sekitar 50 KK. Nah waktu itu sudah agak gelap jadi langsung balik kanan aja dech
Rabu hari ke-3 perjalanan dilanjutkan ke desa Bolubokat masih dalam kecamatan yang sama Umbu ratu nggae.
Waaah jalur menuju ke sini lumayan seru dach.. pas untuk para croosser he..he







okee deech akhirnya cerita petualangannya aqu akhiri dulu sampai disini,.. mudah2an pembaca bisa turut menikmatinya dan terhibur walau hanya lewat cerita.. sampai ketemu lagi diperjalanan aqu yang laen. thx